Abu Hanifah: Mencari Barang yang Terselinap di dalam Sholat

Oleh : Ahmad Hidir Adib

Karena hereditas manusia adalah lupa, maka tak heran jika menempatkan sesuatu, ia akan bingung di mana tempat menyimpannya. Ketika terjadi demikian, apapun amalan akan dikerjakan, demi kembalinya barang yang hilang. Di antara trik yang ditawarkan adalah sholat,  terdengar seperti gurauan, namun ternyata mujarrab. Namun jangan sesekali sholat dalam rangka beginian, Malu sama Allah swt. Diniati saja sholat hajat atau mutlak. Tidak dinyana, ternyata trik ini berasal dari ahli fikih ternama, sang imam madzhab, Abu Hanifah namanya.

Dikisahkan bahwasanya ada seseorang yang mengadu atas keteledorannya dalam menyimpan barang, ia lupa di mana ia menaruhnya. Lantas beliau sowan kepada Abu Hanifah, meski bukan perkara fikih, beliau tetap memberinya saran. Abu Hanifah memberinya kiat agar ingat di mana tempat barangnya. Beliau menganjurkan orang ini untuk sholat semalam suntuk. Tanpa banyak tanya, ia langsung mengamini perintah Abu Hanifah. Tak sampai pada seperempat malam,  ternyata ia sudah ingat di mana tempat barangnya. Lantas ia mengadu kepada Abu Hanifah Perihal diketemukannya barang yang hilang, dan Abu Hanifah pun berkelakar:

قد علمت أن الشيطان لا يدعك تصلي حتى تذكر، فهلا أتممت ليلتك شكرا لله عز وجل

Aku sudah menduga, bahwa syetan tidak akan rela membiarkan kamu sholat dengan khusu’, hingga kamu mengingat tempat di mana kau simpan barangmu itu, (sebab Syaitan akan terus menggangu ke khusu’anmu, mengingatkan bermacam-macam hal, sampai kamu tidak ingat Allah Swt dalam sholatmu). Karena sudah berhasil mengingat tempat penyimpanan barang tersebut, seyogyanya kamu sholat semalam suntuk sebagai bentuk rasa syukurmu kepada Allah azza wa jalla. (Ibnu Qayyim Al-jauziyah, Al-adzkiya’, https://al-maktaba.org/book/6938 h. 76)

Keterangan ini juga tertera di kitab Al-Fawaid Al-Mukhtarah Li Salik Tariq Al-Akhirat (https://archive.org/details/nasai_yopmail_20180205_0257) halaman 142.

Demikianlah kiat untuk mengingat barang yang terselinap, Bisa dicoba, mungkin saja berguna. Semoga Allah Meridhai Abu Hanifah, Al-fatihah….

Editor : Nazhif Mu’afa Roziqiin